Minggu, 16 September 2012


Makalah Biologi: Porifera


I.      PENDAHULUAN
1.1       Latar Belakang
Porifera merupakan hewan yang berpori dan sering juga disebut hewan berongga karena seluruh tubuhnya dipenuhi oleh lubang-lubang kecil yang disebut pori.  Hewan ini sederhana karna selama hidupnya menetap pada karang atau permukaan benda keras lainnya di dasar laut.  Phylum porifera yaitu spons hidup di air dan sebagian besar hidup di air laut yang hangat dan dekat dengan pantai yang  dangkal walaupun ada pula yang hidup pada kedalaman  8500 meter bahkan lebih.  Spons sering ditemukan hidup melekat pada substrat yang keras dan hidupnya berkoloni yang statif atau tidak bergerak .  Spons belum memiliki alat-alat eskresi khusus dan sisa metabolismenya dikeluarkan melalui proses difusi yaitu dari sel tubuh ke epidermis kemudian lingkungan hidup yang berair (Kimball, 2000)

Porifera mempunyai 3000 spesies dan secara umum hidupnya dilaut dangkal sampai kedalaman  5 km. dari 3000 ribu spesies yang dikenal hanya 150 spesies yang hidup di air tawar sampai kedalaman 2 meter dan jarang lebihn dari 4 meter yang biasanya hidup pada air jernih dan tenang. Di laut jenis calcarea  umumnya terbatas pada daerah pantai dangkal.  Reproduksi porifera berlangsung secara aseksual dengan membentuk kuncup, seksual dengan pertemuan ovum dan sperma.  Perkembangan  secara generatif berlangsung dengan terjadinya peleburan sel kelamin jantan dan betina (Sugiarti, 2004)

1.2       Tujuan dan Manfaat
            Tujuan praktikum ini adalah untuk mengetahui phylum porifera secara morfologi dan anatomi serta dapat mengklasifikasikan phylum porifera.
             Manfaat praktikum ini adalah sebagai bahan masukan untuk menambah ilmu pengetahuan dan wawasan serta jenis-jenis phylum porifera.



II.      TINJAUAN PUSTAKA
2.1.      Klasifikasi
   Menurut Suhardi (2002), sponge di klasifikasikan sebagai berikut :


Gambar 1. Morfologi sponge (aerizusa)

Kingdom     :     Animalia
                                                        
                   Phylum     :     Porifera

                        Class         :   Demospongia
                           Ordo         :   Dictioceratida                                                
                              Famili        :   Dictioceratidaceaer
                                    Genus      :   Callyspongia

                                          Species   :  Aerizusa
                                         
                                                                                        
.






2.2        Morfologi dan Anatomi
Porifera merupakan hewan yang berpori dan sering juga disebut hewan berongga karena seluruhn tubuhnya dipenuhi oleh lubang-lubang kecil yang disebut pori.  Spons terdiri dari dua lapisan sel dengan selapis bahan seperti jeli (mesogle) yang terdapat di antara kedua lapisan tersebut.  Sel-sel dari lapisan dalam mempunyai flagel yang menyebabkan adanya arus air, sel-sel ini memakan partikel-partikel makanan yang telah disaring.  Bentuk tubuh spons yang didukung oleh rangka yang terdiri dari spikula yang dibentuk oleh sel-sel yang tersebar didalam mesoglea, spikula  cukup keras yang tersusun dari sel ikat atau zat kapur (Kimball, 2000).
2.3        Habitat dan Penyebaran
Porifera mempunyai 3000 spesies dan secara umum hidupnya dilaut dangkal sampai kedalaman  5 km. dari 3000 ribu spesies yang dikenal hanya 150 spesies yang hidup di air tawar sampai kedalaman 2 meter dan jarang lebihn dari 4 meter yang biasanya hidup pada air jernih dan tenang. Dilaut jenis calcarea  umumnya terbatas pada daerah pantai dangkal (Suwignyo, 2004).
2.4        Reproduksi dan Daur Hidup
            Reproduksi porifera berlangsung secara aseksual dengan membentuk kuncup,yaitu pertama arkeosit mengumpulkan nutrien dengan memfagosit sel lain untuk dikumpulkan dalam rongga tubuh.  Sel tersebut kemudian mengelilingi serat kumpulan cluster dan kapsul yang mengelilinginya.  Pada kondisi yang tepat sel meninggalkan gemmulae dan keluar melalui lubang membentuk spons baru. seksual dengan pertemuan ovum dan sperma.  Perkembangan  secara generatif berlangsung dengan terjadinya peleburan sel kelamin jantan dan betina  yang menghasilkan zigot berkembang menjadi larva yand kemudian menghasilkan spons dewasa yang berkelamin satu atau hermaprodit (Kimball, 2000)
2.5        Makanan dan Kebiasaan Makan
Makanan porifera berupa zat-zat organik dan semua organisne kecil seperti palankton.  Porifera tidak mempunyai alat pencernaan khusus, system pencernaannya bersifat intraseluler.  Zat makanan yang diambil oleh sel-sel koanosit yang diteruskan ke spongosoel mengikuti aliran air ke oskulum (Brotowidjoyo, 2004)
2.6        Nilai Ekonomis
 Secara ekonomis porifera tidak banyak memberikan keuntungan pada manusia, namun diantara beberapa porifera  ada yang menguntungkan yaitu spons yang berspikula dapat di manfaatkan sebagai alat untuk membersihkan badan (Kimball, 2000)


III.      METODE PRAKTIKUM
3.1       Waktu dan Tempat
Praktikum dilaksanakan pada hari Senin, tanggal 03 Nofember 2009, pukul 10.00-12.00 wita, dan bertempat di laboratorium C Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan.  Universitas Haluoleo, Kendari.
3.2       Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini dapat dilihat dalam     tabel 1. sebagai berikut :
Tabel 1. Alat dan Bahan yang digunakan pada praktikum phylum Porifera beserta kegunaanya.

No.
           Alat dan Bahan
Kegunaan

1.
2.
3.

1.
.
A. Alat
Baki (dissecting- pan)
Pisau Bedah (scalpel)
    Lap kasar/ halus
B. Bahan
Sponge   (Aerizusa)

Untuk menyimpan objek yang diamati
 Mengiris dan membedah objek yang diamati
 Membersihkan alat-alat praktikum

Objek yang di amati







3.3       Prosedur Kerja

                                                                                                                                   
Prosedur  kerja pada praktikum ini adalah sebagai berikut :

-  Melakukan pengamatan pada organisme yang telah diambil dari perairan.
- Meletakan organisme pada baki kemudian mengidentifikasikan bagian-bagian organisme tersebut.
-  Memggambar bentuk secara morfologi dan anatomi bagian-bagian organisme yang            telah diidentifikasi dan diberi keterangan pada buku gambar.memberikan keterangan.





IV.     HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1        Hasil Pengamatan

Pengamatan pada sponge (Aerizusa)

                                                                                                       Keterangan :
1. osculum
2. Mesohyl
3.spicules
4.porocites
5.water flow
6.chanosit
7.ameobosit
8.epidermis
9.spongosoel


Gambar 2. Morfologi Sponge (Aerizusa)
  
4.2       Pembahasan
            Pengamatan pada organisme phylum porifera yaitu sponge dimana pada bagian tubuhnya terdapat beberapa bagian yaitu osculum dan ostium. Osculum terletak pada begian paling atas dari sponge yang berbentuk seperti lubang yang berhubungan langsung dengan spongosoel berfungsi sebagai tempat keluarnya air. Hal ini sesuai dengan pernyataan Kimbal, (2000), yang menyatakan bahwa di bawah osculum terdapat suatu ruang berbentuk vas bunga yaitu spongosoel  yang berfungsi sebagai tempat mengolah air yang masuk dari pori-pori.
            Bagian  luar dari morfologi sponge terdapat banyak lubang-lubang kecil yang disebut pori (ostia) yang berfungsi sebagai tempat masuknya air menuju spongosoel, selain terdapat ostia pada bagian luar sponge juga terdapat dinding yang terdiri dari satu lapisan sel pipih yang disebut pinakosit, sel ini dapat melakukan gerakan kembang, kempis sehingga memungkinkan seluruh tubuh sponge dapat beruba ukuran baik besar maupun kecil, sedangkan sel yang terbentuk tabung kecil yang menghubungkan oatium dengan spongosoel diantara ostium dan spongosoel. Hal ini sesuai dengan pernyataan  Sugiarti,( 2004) yang menyatakan bahwa, bagian luar morfologi sponge terdapat banyak lubang-lubang kecil yang disebut pori (ostia).
            Bagian lapisan dalam dari sponge terdiri atas sel-sel yang mempunyai flagel yang berfungsi untuk mencerna makanan dan bercorong yang disebut yang disebut sel leher atau sel koanosit. Hal ini sesuai dengan pernyataan Suhardi (2002), yang menyatakan bahwa, lapisan yang membatasi antara lapisan epidermis dan lapisan endodermis yang disebut mesoglea yang terdiri atas sel amebosit yang berfungsi sebagai pengangkut zat makanan dan sisa metabolisme sari sel yang satu ke sel lainnya (Suhardi, 2002).



V .      SIMPULAN DAN SARAN
5.1        Simpulan


Berdasarkan hasil pengamatan dari phylum porifera maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
 - Bentuk morfologi dari sponge menyerupai vas bunga yang terdiri dari banyak
    lubangkecil atau pori-pori yang disebut ostia.
 - Bentuk anatomi dari sponge terdiri atas spongosoel, oskulum dan ostilum, dan pada
    lapisan dalam terdapat sel-sel yang berflagel yang disebut sel koanosit
5.2        Saran
            Adapun saran saya sebagai praktikan adalah Spon merupakan organisme laut yang bisa di gunakan untuk bahan pembersih perabotan untuk itu mungkin perlu dikenalkan kepada masyarakat luas.

DAFTAR PUSTAKA

Aslan,  L.M., 2003.  Penuntun Praktikum Avertebrata Air. Fakultas  Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Haluoleo Kendari

Brotowidjoyo. 2004. Zoologi Dasar. Erlangga.  Jakarta.

Kimball, J.W. 2000. Biologi jilid empat edisi pertama.Erlangga Jakarta.
Sugiarti, S. 2004. Invertebrata Air. Lembaga Sumberdaya Informasi IPB. Bogor.
Suhardi. 2002. Evolusi Vertebrata.Universitas Indonesia.Jakarta.

Makalah Biologi: Brachiopoda


Makalah Biologi: Brachiopoda


I.                   PENDAHULUAN
A.    Latar belakang
Brachiopoda adalah hewan laut  yang hidup dalam setangkup cangkang yang terbuat dari zat kapur atau zat tanduk.  Mereka biasanya hidup menempel pada substrat dengan semen langsung atau atau dengan tangkai yang memanjang dari ujung cangkang.  Hewan kecil yang halus dan bercangkang ini dinamakan “kerang lampu”.  Mereka sering dikira kerang karena mempunyai setangkup cangkang .  tetapi cangkang hewan ini menghadap dorso-ventral (atas-bawah), sedangkang cangkang kerang lateral (kiri-kanan).
Brachiopoda memiliki kemiripan yang berbeda dengan mollusca jenis bivalvia dimana pada bagian tubuhnya terlindungi secara eksternal oleh sepasang convex yang dikelompokkan kedalam cangkang yang
dilapisi dengan permukaan yang tipis  dari priostracum organic, yang berkisar hingga 100 tahun yang lalu (invertebrate palacontologi).
Lingula unguis merupakan salah satu marga (genus) dari filum Brachiopoda yang keberadaannya sampai sekarang masih hidup di zona intertidal dan mendapat sebutan fosil yang hidup atau dalam istilah asingnya “Living fossil”.  Hewan ini lazimnya disebut kerang lentera (lamp shell).  Hal ini dikarenakan bentuknya yang menyerupai lampu minyak pada zaman kerajaan romawi kuno (Aslan,dkk 2007)


B.                 Tujuan dan Kegunaan
Tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut :
1.      Unutk mengetahui bentuk morfologi dan anatomi phylum Brachiopoda.
2.      Untuk mengetahui dan mengamati serta dapat mengklasifikasikan phylum Brachiopoda.
Kegunaan dari praktikum ini adalah praktikan dapat melihat secara langsung morfologi dan anatomi dari phylum Brachiopoda serta dapat klasifikasikannya.



II.        TINJAUAN PUSTAKA
A.    Klasifikasi
            Sebanyak 30.000 spesies dari filum Brachiopoda hidup pada era Palaezoikum dan Mesozoikum. Fosil brachiopoda tersebar luas dan banyak terdapat dalam batuan dasar laut. Sekitar 335spesies hidup, semuanya hidup di laut, soliter dan biasanya menempel pada batuan atau pada benda padat lainnya (Brotowidjoyo, 2004).
            Filum Brachiopoda dibagi menjadi 2 kelas atas dasar pertautan Kedua keping cangkang , yaitu Inarcitulata dan Articula.  Pada inarcitulata, bentuk dan ukuran kedua keping cangkang hanya dihubungkang dengan otot, Cangkang terdiri atas campuran fosfat dan kitin dan periosrakum terluar, sehingga dianggap lebih primitif karena sama dengan  tipe cangkang dari periode Cambrian.  Saluran pencernaan lengkap dan  mempunyai anus.  Pedicle pada lingua panjang dan rektraktil, bila diganggu maka hewan tersebut akan masuk kedalam lubang . kelas inarticulate terbagi dalam 2 ordo dengan 47 spesies (Suwignyo,dkk 2005).
            Pada Articulata, bentuk dan ukaran kedua keping cangkang tidak sama, kedua keping cangkang dihubungkan satu sama lain oleh otot dan engsel atau “hinge” pada bagian posterior , cangkang terdiri dari kalsium karbonat dalam bentuk kristal kalsit, dan terluar lapisan , periostrakum, permukaan ada kalanya berhiaskan garis-garis konsetrik, menayebar bergerigi atau berduri, warna cangkang biasanya kuning kusam, kelabu, beberapa spesiesn berwarna jingga atau merah, saluran pencernaan tidak lengkap tidak mempunyai anus , pedicle pendek dan lentur sehingga hewan dapat bergerak kekiri-kanan atau memutar. Kelas Articulata terbagi dalam 3 ordo dengan 300 spesies (Radiopoetro 2002).      
B.                 Morfologi dan Anatom
Pada Articulata, bentuk dan ukaran kedua keping cangkang tidak sama, kedua keping cangkang dihubungkan satu sama lain oleh otot dan engsel atau “hinge” pada bagian posterior , cangkang terdiri dari kalsium karbonat dalam bentuk kristal kalsit, dan terluar lapisan , periostrakum, permukaan ada kalanya berhiaskan garis-garis konsetrik, menayebar bergerigi atau berduri, warna cangkang biasanya kuning kusam (Oemardjati, S.B. 2000).
C.                Habitat dan Penyebaran
            Sebanyak 30.000 spesies dari filum Brachiopoda hidup pada era Palaezoikum dan Mesozoikum. Fosil brachiopoda tersebar luas dan banyak terdapat dalam batuan dasar laut. Sekitar 335spesies hidup, semuanya hidup di laut, soliter dan biasanya menempel pada batuan atau pada benda padat lainnya (Suwignyo.dkk, 2005).
1.      Reproduksi dan Daur hidup.
               Reoroduksi seksual, umumnya dioecious, gonad biasanya berupa 4 buah kelompok gamet yang dihasilkan dalam peritoneum.  Kecuali yang digerami, gamet dilepas ke air melalui nepridia.  Pembuahan diluar, telur menetas menjadi larva yang berenang bebas dan sudah mulai makan.  Larva inarticulata bentuknya mirip brachiopoda dewasa, tidak mengalami metamorfosa, pada akhir stadia larva tumbuh pedicle serta cangkang, dan larva turun ke substrat untuk kemudian masuk ke dalam lubang.  Larva articulata sebagai meroplankton selama 24 jam sanpai 30 jam, turun ke substrat, mengalami metamorfosa menjadi bentuk seperti dewasa (Suwignyo.dkk, 2005).
D.                Makanan dan Kebiasaan makan
               Di dalam cangkang terdapat lophohore yang berfungsi untuk mendapatkan makanan.  Bentuk lophophore seperti dua tangan atau “brachia” yang panjang, menggulung dan masing-masing mengandung deretan tentakel serta alur makanan menuju mulut.  Pada waktu makan, kedua keping cangkang terbuka sedikit, dan gerakan cilia pada tentakel menghasilkan aliran air yang membawa makanan, kemudian terperangkap pada lender tentakel dan oleh gerakan cilia dialirkan ke mulut. Makanan terdiri atas fitiplankton, partikel terlarut dan koloid (Suwignyo.dkk, 2005).
E.                 Nilai Ekonomis
               Phylum Brachiopoda  menguntungkan karena digunakan sebagai sumber makanan yang mengandung protein hewani yang cukup tinggi, juga mempunyai nilai ekonomis yang tinggi karena mempunya harga yang tinggi (Suwignyo.dkk, 2005) 





III.      METODE PRAKTIKUM
A.     Waktu dan Tempat
Praktikum dilaksanakan pada hari Senin, tanggal 26 Oktober 2007 12.00 WITA, dan bertempat di Laboratorium  Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan.  Universitas Haluoleo, Kendari.

B.      Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini dapat dilihat dalam tabel 3. di bawah ini .
Tabel 3. Alat dan Bahan yang digunakan pada praktikum phylum coelenterate beserta kegunaanya.
No.
           Alat dan Bahan
Kegunaan
1.
2.
3.
4.
5.
Baki (disketing pan)
Pisau Bedah (scalpel)
Pinset (forceps)
    Lap kasar/ halus
 Kerang lentera
     (Lingula unguis)


Untuk menyimpan objek yang diamati.
 Mengiris dan membedah objek yang diamati
 Mengambil objek yang diamati
 Membersihkan alat-alat praktikum
Objek yang di amati



C.        Prosedur Kerja

                                                                                                                                   
Prosedur  kerja pada praktikum ini adalah sebagai berikut :

1.                  Mengambil organisme phylum Brachiopoda diperairan laut kemudian membewanya ke laboratorium untuk diamati.
2.                  Melakukan pengamatan secara morfologi dan anatomi.
3.                  Menggambar organisme tersebut berdasarkan hasil pengamatan.


IV.             HASIL DAN PEMBAHASAN
A.          Hasil Pengamatan

    1. Pengamatan pada Kerang lentera (Lingula unguis)



Gambar 5. Morfologi (Lingula unguis))


B.  Pembahasan
   Bentuk dan ukuran kedua keping cangkang kerang lentera tidak sama, kedua keping cangkang dihubungkan satu sama lain oleh otot dan engsel atau “hinge” pada bagian posterior , cangkang terdiri dari kalsium karbonat dalam bentuk kristal kalsit, dan terluar lapisan , periostrakum, permukaan ada kalanya berhiaskan garis-garis konsetrik, menayebar bergerigi atau berduri, warna cangkang biasanya kuning kusam (Brotowidjoyo. 2004).
               Di dalam cangkang terdapat lophohore yang berfungsi untuk mendapatkan makanan.Menurut Suwignyo dkk.(2005)  Bentuk lophophore seperti dua tangan atau “brachia” yang panjang, menggulung dan masing-masing mengandung deretan tentakel serta alur makanan menuju mulut.  Pada waktu makan, kedua keping cangkang terbuka sedikit, dan gerakan cilia pada tentakel menghasilkan aliran air yang membawa makanan, kemudian terperangkap pada lender tentakel dan oleh gerakan cilia dialirkan ke mulut. Makanan terdiri atas fitiplankton, partikel terlarut dan koloid.  Reoroduksi seksual, umumnya dioecious, gonad biasanya berupa 4 buah kelompok gamet yang dihasilkan dalam peritoneum  (Radiopoetro.2002).
Brachiopoda memiliki kemiripan yang berbeda dengan mollusca jenis bivalvia dimana pada bagian tubuhnya terlindungi secara eksternal oleh sepasang convex yang dikelompokkan kedalam cangkang yang dilapisi dengan permukaan yang tipis  dari priostracum organic, yang berkisar hingga 100 tahun yang lalu (invertebrate palacontologi) (Suwignyo, S.2005). 


 
V.                SIMPULAN DAN SARAN

A.          Simpulan

Dari hasil pengamatan yang dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa :

1.            Brachiopoda adalah hewan laut  yang hidup dalam setangkup cangkang yang terbuat    dari zat kapur atau zat tanduk. 
2.            Filum Brachiopoda dibagi menjadi 2 kelas atas dasar pertautan Kedua keping cangkang , yaitu Inarcitulata dan Articula.
B.           Saran
Saran saya sebagai praktikum pada praktikum kali ini adalah agar asisten selalu mendampingi praktikan selama praktikum berjalan.


DAFTAR PUSTAKA
Aslan,  L.M. 2003.  Penuntun Praktikum Avertebrata Air. Fakultas  Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Haluoleo Kendari.

Brotowidjoyo. 2004. Zoologi Dasar. Erlangga.  Jakarta.

Oemardjati, S.B. 2000.  Taksonomi Avertebrata. Universitas Indonesia.Jakarta.

Radiopoetro.2002. Zoologi, Erlangga . Jakarta.
Suwignyo, S.2005  Avertebrata Air. Lembaga Sumber Daya Informasi IPB, Bogor

krs unpar

Pemanfaatan Hasil penilaian sikap dalam pembelajaran Biologi (PHBB)



TUGAS MATA KULIAH
PENILAIAN HASIL BELAJAR BIOLOGI
(PHBB)
Yang di bina oleh Dr. Yula Miranda, M. Pd, dan Drs. Nuriman Wijaya, M. Pd







Oleh :
Kelompok VII
KRISTINA                              ACD 109 059
KELVIN SUA                                    ACD 109 021
MARDIOJOYO                      ACD 109  087
JAMATUN NIKMAH                        ACD 109 070
LASMINI                                 ACD 109 020


KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNVERSITAS PALANGKA RAYA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
2012
Topik                          : Pemanfaatan Hasil penilaian sikap dalam pembelajaran Biologi
Tujuan Kinerja          :
  1. Mahasiswa dapat menjelaskan manfaat hasil penilaian sikap dalam pembelajaran biologi.
  2. Mahasiswa dapat menjelaskan tindak lanjut manfaat hasil penilaian sikap dalam pembelajaran biologi

1.    Sikap berkaitan dengan nilai atau norma yang berhubungan dengan suatu materi pelajaran. Peserta didik perlu memiliki sikap yang tepat, yang dilandasi oleh nilai-nilai positif terhadap kasus lingkungan tertentu (kegiatan pelestarian/kasus perusakan lingkungan hidup). Misalnya, peserta didik memiliki sikap positif terhadap program perlindungan satwa liar. Teknik Penilaian Sikap penilaiannya terhadap sesuatu objek. Komponen kognitif adalah kepercayaan atau keyakinan seseorang mengenai objek. Adapun komponen kognitif adalah kecenderungan untuk berperilaku atau berbuat dengan cara-cara tertentu berkenaan dengan kehadiran objek sikap. Secara umum, objek sikap yang perlu dinilai dalam proses pembelajaran berbagai mata pelajaran adalah sebagai berikut. Sikap terhadap materi pelajaran. Peserta didik perlu memiliki sikap positif terhadap mata pelajaran. Dengan sikap`positif.Sikap Penggertian Sikap bermula dari perasaan (suka atau tidak suka) yang terkait dengan kecenderungan seseorang dalam merespon sesuatu/objek. Sikap juga sebagai ekspresi dari nilai-nilai atau pandangan hidup yang dimiliki oleh seseorang. Sikap dapat dibentuk, sehingga terjadinya perilaku atau tindakan yang diinginkan. Sikap terdiri dari tiga komponen, yakni: afektif, kognitif, dan konatif. Komponen afektif adalah perasaan yang dimiliki oleh seseorang atau penilaiannya terhadap sesuatu. pembelajaran berbagai mata pelajaran adalah sebagai berikut. Sikap terhadap materi pelajaran. Peserta didik perlu memiliki sikap positif terhadap mata pelajaran. Dengan sikap`positif dalam diri peserta didik akan tumbuh dan berkembang minat belajar, akan lebih mudah diberi motivasi, dan akan lebih mudah menyerap materi pelajaran yang diajarkan. Sikap terhadap guru/pengajar. Peserta didik perlu memiliki sikap positif terhadap guru. Peserta didik yang tidak memiliki sikap positif terhadap mata pelajaran ( Biologi atau Geografi). Peserta didik perlu memiliki sikap yang tepat, yang dilandasi oleh nilai-nilai positif terhadap kasus lingkungan tertentu (kegiatan pelestarian/kasus perusakan lingkungan hidup). Misalnya, peserta didik memiliki sikap positif terhadap program perlindungan satwa liar. Teknik Penilaian Sikap Penilaian sikap dapat dilakukan dengan beberapa cara atau teknik. Teknik-teknik tersebut antara lain: observasi perilaku, pertanyaan langsung, dan laporan pribadi. Teknik-teknik ...
2.    Tindak lanjut penilaian hasil belajar :
-       Bagi Ilmu Pengetahuan
Dapat memberikan masukan dan pengembangan dunia pendidikan pada umumnya tentang penilaian afektif pada pelajara biologi yang dilakukan di lingkungan sekolah.
-       Bagi Guru : sebagai masukan pertimbangan untuk meningkatkan hasil praktikum mahasiswa dengan penerapan penilaian afektif pada praktikum biologi.
-       Bagi masyarakat
Sebagai peningkatan sumber daya manusia (SDM) yang nantinya akan mampu meningkatkan pemahaman masyarakat akan pentingnya fungsi lingkungan dan keterkaitan terhadap kehidupan manusia.